Lintas cerita: "Ayam Serama, Si Mungil Nan Gagah"
Meski berperawakan kecil, unggas ini pantang minder. Bahkan tanpa ragu ia berkokok lantang. Dada membusung, jalannya yang tegap dan balutan bulu menarik, ayam serama mampu memikat banyak orang. Bentuknya yang unik merupakan hasil rekayasa genetika dokter di Malaysia tahun 1971. Nama serama sendiri diambil dari sosok Sri Rama dalam cerita Ramayana.
Kini banyak digelar pameran ayam serama untuk mengakrabkan kembali unggas unik ini kepada masyarakat. Seperti halnya hewan hias lainnya, ayam serama juga memiliki banyak kelebihan untuk dikonteskan. Yang menjadi acuan, agar ayam serama unggul dari yang lain, di antaranya bentuk jengger,jenjang kaki, kerenggangan sayap bulu hingga keindahan bulu.
Keunikkan ayam ini serta keindahan bulu yang dimilikinya tentu tak lepas dari perawatan pemiliknya. Untuk mencegah serangan penyakit, ayam dimandikan dan kandangnya harus selalu dibersihkan. Mengembangkan ayam serama juga membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Karena faktor genetik yang sudah melenceng, ayam ini sulit dikembangkan.
Setelah mengalami masa suram sejak 2003, saat merebaknya flu burung, kini ayam serama banyak diperjualbelikan di pasar burung Jatinegara, Jakarta Timur. Tingginya harga ayam serama, yang berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 40 juta per ekor, sebanding dengan keunggulan dan keunikan yang tidak dimiliki ayam pada umumnya.
Bentuknya yang mungil membuat ayam serama cocok dipelihara seluruh anggota keluarga. Karena menimbulkan keasikan bagi penggemarnya. Bahkan jika tekun mengembangkannya, ayam serama bisa jadi peluang bisnis yang menjanjikan
http://news.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=11579&Itemid=8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar